Wednesday 21 September 2016

JENIS PERMAINAN TRADISIONAL KAUM INDIA

Kho-kho

'Kho-kho' merupakan satu permainan tradisional yang popular di kalangan kaum India. Permainan yang berasal dari Maharashtra ini pada mulanya dimainkan menggunakan kereta kuda. Kebanyakan ahli sejarah India mengatakan bahawa Kho-Kho merupakan hasil pengubahsuaian daripada satu permainan 'Lari dan kejar' di mana seorang pemain akan berlari dan mengejar serta menyentuh pemain lain. Permainan kho-kho ini memerlukan kecergasan fizikal pemain serta pergerakan yang fleksibel untuk megelak peserta-peserta lain.

Bagi permainan kho-kho, setiap kumpulan boleh mempunyai 12 pemain.Namun, hanya 9 daripadanya akan bermain bagi satu perlawanan. Terdapat 2 giliran dalam permainan kho-kho ini. Setiap giliran diperuntukkan selama 7 minit untuk acara lari dan kejar. Bagi kumpulan pengejar (chaser), 8 pemain akan berada di tengah setiap 8 kotak yang terdapat di padang permainan. Setiap 8 peserta ini akan duduk dalam kedudukan yang bertentangan secara berselang-selang. Manakala, pemain yang kesembilan akan bertindak sebagai pengejar. Sasaran bagi setiap pengejar ialah menyentuh pemain lawan dengan menggunakan tapak tangan. Pemain lawan akan tersingkir apabila pengejar menyentuhnya dengan tapak tangan tanpa melakukan "foul", pemain lawan telah melebihi had garisan dengan sendirinya ataupun lambat sampai ke had garisan. Pengejar boleh menukar giliran mengejar dengan menyentuh ahli pasukannya yang lain sambil berkata "Kho Kho". Pemain yang disentuh kemudiannya akan menjadi pengejar dan begitulah seterusnya. Bagi setiap 2 giliran terdapat 5 minit masa rehat diberikan. Bagi permainan 'Kho-Kho' ini, keluasan petak padang yang diperlukan ialah 27mX15m.



Chaturanga

Asal-usul catur modern semula dikenal dengan nama Charuranga, yang berkembang di India pada abad ke-6. Sejak awal permainan ini sudah memperkenalkan dua pihak yang bermain, perbedaan buah catur dengan kekuataan yang berbeda, dan kemenangan tergantung pada buah terakhir, atau dalam catur modern ditandai dengan tumbangnya sang raja. Dalam catur kuno, papan catur memiliki 100 kotak atau malah lebih.

Pada awal abad 19, sebuah pendapat disampaikan Kapten Hiram Cox dan Duncan Forbes bahwa dulu catur dimainkan 4 orang sekaligus, termasuk empat pemain dalam chaturanga.

Dalam terminologi sanskrit, "Chaturanga" berarti "memiliki empat bagian" dan dalam puisi epos kepahlawanan kata itu juga berarti "tentara." Nama itu sendiri bersumber dari sebuah formasi pertempuran dalam epos Mahabrata yang terkenal di India. Chaturanga adalah sebuah simulasi permainan perang guna memperlihatkan kekuatan strategi militer India saat itu.

Ashtāpada, kotak 8 x 8 di sebuah papan merupakan tempat bermain Charuranga. Papan lain yang dikenal di India adalah Dasapada 10 x 10 dan Saturankam 9 x 9.

Ilmuwan Arab Abu al-Hasan 'Alī al-Mas'ūdī memberi rincian tentang penggunaan catur yakni sebagai sebuah alat strategi militer, matematik, perjudian dan terkadang dihubungkan dengan ramalan nasib di India dan tempat lainnya. Catatan Mas'ūdī juga menunjukkan Ivory di India merupakan daerah produsen alat permainan catur untuk pertama kali, menyebarkan serta memperkenalkan permainan ini dari Persia ke India semasa Kerajaan Nushirwan.

Kemudian terjadi evolusi pada permainan chaturanga yang dikenal dengan nama Shatranj (chatrang), yakni sebuah permainan dua orang pemain yang kekalahan dan kemenangan ditentukan melalui pembersihan terhadap semua bidak lawan (kecuali raja) atau melalui penaklukan terhadap raja lawan. Posisi pion dan kuda tidak berubah, tapi bidak lain mengalami perubahan bentuk.


8 comments: